Saturday, 1 November 2008

Islam Agama Kedamaian


Kedamaian merupakan salah satu pesan inti dari misi profetik Nabi besar Muhammad saw. Kedamaian merupakan cita-cita agung yang selalu diperjuangkan oleh semua manusia di muka bumi. Bayangkanlah, bila dunia tanpa kedamaian niscaya semua manusia serta segala sesuatu yang hidup di alam ini akan mengalami kepunahan dan kehilangan peradaban yang telah mereka bangun sendiri. Kedamaian menciptakan ketentraman. Ketentraman meniscayakan kenyamanan dan ketenangan yang pada akhirnya terciptakan keajaiban di hati untuk meraih kebahagiaan hidup.

Islam adalah agama kedamaian. Dalam sejarah kemunculannya, tepatnya ketika Nabi Besar Muhammad saw menyampaikan ajaran-ajarannya kepada umat manusia, tidak ada paksaan bagi mereka untuk memeluk agama Islam (QS 2: 256). Bahkan, umat Islam mampu hidup berdampingan dengan umat lain/non Islam dengan harmonis dan saling menghargai satu sama lain. Adapun konflik dan peperangan yang telah terjadi pada masanya dikarenakan umat Islam ketika itu selalu dipojokkan dan ditindas oleh sebagian umat lain. Situasi itulah yang memaksa mereka untuk melakukan pembelaan terhadap diri sendiri sehingga terjadilah pertempuran yang sebenarnya tidak pernah diinginkan oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun. Dengan demikian, merupakan sebuah kesimpulan yang keliru bahwa Islam adalah agama yang disebarkan melalui pedang dan kekerasan.

Teramat menarik, jika kita mengkaji kembali dengan seksama pesan-pesan kedamaian di dalam Islam dengan menelaah kembali kata islām itu sendiri. Di dalam kamus Hans Wehr (A Dictionary of Modern Written Arabic, Third Printing, London: George Allen and Unwin LTD, 1971), kata islām merupakan derivasi dari kata salim-ayaslam-u yang berarti to be safe and sound, unharmed, unimpaired, intact, safe, secure, dan lain sebagainya yang secara sederhana dalam bahasa Indonesia berarti selamat dan damai. Dalam struktur kata bahasa Arab, kata salim-a yaslam-u berkembang menjadi aslam-a yuslim-u yang akhirnya menjadi islām yang tidak hanya berarti selamat dan damai melainkan juga memberikan keselamatan dan menciptakan kedamaian. Maka muslim adalah orang yang memberikan keselamatan dan kedamaian. Namun pada hakekatnya, jika dikaji lebih dalam kata islām juga berarti berserah diri (Nurcholish Madjid, 1992: 2)

Islam, Agama Kedamaian

Dewasa ini, saya kira tidak terlalu berlebihan apabila kita berkeyakian bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian walaupun pada kenyataanya masih ada sebagian umat Islam yang menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengajak sebagian yang lain kepada keyakinan yang benar menurut mereka sendiri. Suka atau tidak suka, sepakat atau tidak sepakat, itulah yang terjadi.

Mengkaji ulang kembali nilai-nilai keislaman secara keseluruhan, baik di dalam al-Qur’an maupun Sunnah Nabi, akan membantu kita untuk meyakini bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian, atau paling tidak menumbuhkan kembali kedamaian di dalam maupun luar umat Islam. Nabi Muhammad saw selalu mengajarkan kita untuk hidup di atas landasan etik yang mana satu dengan yang lain saling menghormati dan saling membantu tanpa pandang bulu. Bahkan, banyak dari hadis-hadis nabi yang memerintahkan kita untuk memberikan kedamaian kepada orang lain, salah satunya adalah menghormati tetangga, karena penghormatan kita sebagai umat Islam terhadap umat lain merupakan sebuah kedamaian bagi mereka.

Mencermati fenomena saat ini, umat Islam di Indonesia secara umum sudah mampu memberikan kedamaian kepada umat-umat lain tetapi belum mampu memberikan kedamaian kepada sesama umat Islam. Pemahaman keagamaan yang cukup dangkal dan kaku yang dimiliki oleh sebagian umat Islam memacu mereka untuk tidak menerima dan menolak pemahaman yang cenderung berbeda sehingga menyebabkan mereka bertindak anarkis dan menggunakan kekerasan terhadap sebagian lain. Menurut saya, ini adalah persoalan yang serius. Adapun jalan keluarnya adalah memberikan penjelasan kepada mereka dengan bahasa-bahasa yang lugas dan dapat dipahami sesuai dengan kadar pengetahuan mereka.

Penutup

Di dalam al-Qur’an, terdapat begitu banyak pesan-pesan yang memerintahkan umat Islam untuk menciptakan kedamaian, salah satunya berdakwah dengan hikmah dan kata-kata yang baik ke jalan Tuhan. Seperti yang tercatat dalam QS al-Nahl: 125: “Panggillah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan perkataan yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan sebaik-baiknya. Sesungghnya Tuhanmu maha mengetahui atas siapa yang keluar dari jalan-Nya dan maha mengetahui atas siapa yang mendapatkan hidayah”. Pesan-pesan tersebut tidak hanya sebatas untuk dibaca tapi juga untuk diwujudkan dalam kehidupan umat-umat beragama. Karena pada hakekatnya, kedamaian adalah bagian dari fitrah manusia sekalipun ia tidak beragama.

Muhammad Abduh pernah berkata, Islam itu tertutupi oleh umat Islam, “al-islām-u mahjūb-un bi ‘l-muslimīn”. Kedamaian merupakan salah satu dari ajaran-ajaran inti Islam. Ketika umat Islam tidak mampu menciptakan kedamaian di dunia maka Islam, Agama Kedamaian, tak lebih dari sebuah slogan yang hanya terwujud dalam teori saja tanpa praktek sehari-hari. Wa Allāh-u a‘lam-u bi ‘l-shawāb

*Tulisan ini telah dimuat di Bulletin Jumat al-Shahīfah DKM Universitas Paramadina, Jakarta, 31 Oktober 2008

5 comments:

adi heryadi said...

Kalo bisa terus tampilin tema yang kaya gini...

kitez15 said...

bagus juga nih cerita. bos tolong kasih comment juga dong di blog wa di http://kitez15.blogspot.com ya. thanks

Anonymous said...

artikel yang sangat menarik

Anonymous said...

kalau bisa teme nya tentang Pemikiran Hukum Islam Di Indonesia

Dida said...

terima kasih. karena kemampuan saya yang terbatas, saya mungkin akan menulis semampu saya. :-)