Wednesday 22 July 2015

Teologi Rasional Muktazilah

Dalam membaca sejarah Islam, kita harus membedakan Islam sebagai “doktrin” dari Islam sebagai “peradaban” (Nurcholish Madjid, 1992). Hal ini penting untuk disimak agar kita tidak terjebak ke dalam ideologi yang tertanam dalam benak kita sejak awal. Dengan begitu, kita bisa memahami perkembangan berbagai ilmu dalam sejarah Islam dengan lebih objektif tanpa menafikan hal-hal yang mungkin mencederainya.

Islam sebagai “doktrin” adalah Islam yang dipahami sebagai sebuah agama yang sempurna. Meski ada berbagai perbedaan dalam pemahaman ajaran-ajarannya, Islam tetap diakui sebagai agama yang sempurna; Islam sebagai “peradaban” adalah Islam yang di dalamnya terdapat aspek-aspek sejarah yang memicu adanya berbagai konflik kepentingan di antara semua aliran.

Read more

No comments: