“Al-‘ilm-u shayd-un wa ‘l-kitābat-u qayduh.”
– Al-Mahfūdzāt
“Bila Anda tak menulis, Anda akan tersingkir dari peradaban.”
– AG. Eka Wenats
Tradisi membaca dan menulis sebenarnya sudah melekat di kalangan santri sejak lama. Hal itu disebabkan “pergaulan” santri yang terbentuk dari berbagai bacaan dan hapalan di dalam kelas. Banyak untaian hikmah yang begitu indah yang bisa dijadikan sebagai dorongan untuk membaca dan menulis. Ungkapan di atas adalah salah satunya.
Kita bisa belajar dari Pramoedya Ananta Toer. Pram telah menghabiskan hampir separuh hidupnya di dalam penjara—3 tahun dalam penjara kolonial, 1 tahun di Orde Lama, dan 14 tahun di Orde Baru. Separuh hidupnya yang hampir dihabiskan di dalam penjara, tidak membuatnya berhenti sedikit pun untuk menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional.