Monday, 28 July 2014

Obrolan Santai Lebaran

No comments:
Lebaran selalu memberikan saya waktu bercengkerama bersama keluarga dan sanak saudara. Di sela-sela perbincangan, kita sempat menyinggung pemilihan presiden yang baru saja usai. Obrolan itu begitu mengalir, dan saya mengamati dengan baik apa yang dibicarakan.

Sebagian besar dari mereka mendukung pasangan nomor 1. Meski begitu, mereka sadar bahwa pemenang sebenarnya adalah pasangan nomor 2. Mereka bahkan pesimis dengan perjuangan pasangan nomor 1 yang mengajukan gugatan ke MK. Bagi mereka, menerima kekalahan lebih baik karena sebagian dari para pendukung pasangan nomor 1 menyarankan hal itu. Mahfud MD salah satunya.

Ketika perbincangan begitu hangat, tanpa sadar kita fokus pada Ahok yang merupakan tokoh fenomenal. Hal itu wajar karena Ahok pasti menjadi gubernur DKI Jakarta ketika Joko Widodo menjadi presiden. Di samping itu, Ahok adalah orang yang berani melakukan terobosan-terobosan di Jakarta. Sidak ke balai uji KIR contohnya.

Wednesday, 16 July 2014

Jejak Radikalisme Marco

No comments:
Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) yang diadakan Megawati Institute kembali hadir dengan perbincangan tentang Marco Kartodikromo di Jalan Proklamasi pada Selasa, 08 Juli 2014. Perbincangan yang diadakan menjelang berbuka puasa itu dihadiri para peserta yang telah lolos seleksi dan diisi Hilmar Farid.

www.megawatiinstitute.org
Pada awal penyampaiannya, Hilmar menjelaskan arti sesungguhnya dari modernitas. Modernitas dalam pandangan Hilmar adalah sebuah zaman di mana posisi atau kedudukan setiap orang sama dalam sejarahnya. Dengan kata lain, kita mendudukkan Marco sebagai seorang tokoh pergerakan yang sama dengan para tokoh-tokoh lain dalam sejarah bangsa (tanpa bayang-bayang Orde Baru).

“Pada masa orde baru, sejarah ditulis ulang untuk membuang unsur-unsur yang tidak sesuai dengan pandangan dan sikap rezim. Contohnya gerakan nasionalis yang dibersihkan dari unsur radikal dan anti-kolonialnya dan disebut sebagai ‘pergerakan nasional’ yang seolah-olah melintasi batas ideologi dan organisasi demi persatuan dan kesatuan,” tuturnya.