Thursday, 14 December 2017

Membela Islam, Membela Kebebasan

No comments:
Islam dan kebebasan merupakan dua hal yang sampai saat ini masih dibahas. Salah satu sebabnya, keadaan umat Islam di berbagai negara secara umum yang masih alergi dengan apa disebut sebagai kebebasan atau liberalisme dalam istilah lebih ilmiah.

Liberalisme atau kebebasan dalam hal ini tentu perlu dimaknai secara luas cakupannya. Kebebasan individu misalnya harus dimaknai dalam konteks kebebasan yang tidak hanya bersifat kebebasan hidup secara umum tapi juga kebebasan beragama, berekonomi, berpolitik dan sebagainya. Semuanya bermuara pada kehendak individu yang ingin memilih jalan hidup yang diidam-idamkannya.

Monday, 9 October 2017

Petuah Sang Kiai

2 comments:
Musyawarah besar (mubes) ketiga Ikatan Keluarga Alumni Manahijussadat (IKAM) telah berlangsung pada Ahad, 24 September 2017, di Pondok Pesantren Manahijussadat. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian dari syukuran ulang tahun pondok yang kedua puluh, usia yang cukup dewasa bagi sebuah lembaga pendidikan Islam.

Pondok yang didirikan pada 03 Agustus 1997 telah menghasilkan ratusan alumni yang tidak hanya berkarier di Pulau Jawa. Ada yang di Sumatra dan bahkan luar negeri. Karena itu, semakin tersebar jumlah alumni semakin terbuka lebar peluang pondok untuk dikenal di masyarakat luas. Meski begitu, tantangan justru akan semakin besar entah bagi pondok maupun alumninya sendiri. Hal ini tentunya konsekuensi logis dari tuntutan zaman.

Saturday, 29 July 2017

Membaca Kembali Indonesia Kita

No comments:
Nurcholish Madjid yang telah membaktikan hidupnya dalam membangun Indonesia memang telah meninggalkan kita. Namun, pikiran-pikirannya yang bertumpu pada keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan tak pernah hilang ditelan zaman. Itulah mungkin apa yang kita sebut sebagai keabadian di mana pikiran-pikiran seseorang akan tetap hidup meskipun ia telah wafat.

Salah satu karya besar Cak Nur, sapaan akrab Nurcholish Madjid, adalah Indonesia Kita. Tulisan/khotbah ini hanya mengulas sebagian kecil dari isi buku tersebut. Sebab, ide-ide besar yang tertulis di dalamnya tidak mungkin dijabarkan kembali dalam pemaparan yang lebih ringkas. Apa lagi, sepuluh platform membangun kembali Indonesia yang ditawarkannya, disampaikannya secara komprehensif.