Tuesday, 22 September 2015

Sepeda Wadjda

No comments:
Di Indonesia, sepeda bukan barang istimewa. Siapa pun mampu memilikinya dari kelas bawah sampai kelas atas, entah itu laki-laki atau perempuan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Wadjda, seorang anak perempuan yang hidup di Riyadh, Arab Saudi.

Wadjda adalah sebuah film dari Haifaa al-Mansour yang dirilis pada tahun 2012. Meski pemutarannya sudah agak lama, film ini masih tetap relevan untuk dibicarakan. Khususnya, karena isu-isu yang dihadapi umat Islam selalu berkutat dalam soal-soal itu saja seperti radikalisme dan kekerasan.

Film ini bercerita tentang seorang gadis Saudi berusia 11 tahun yang tinggal di Riyadh, bernama Wadjda (Waad Mohammed). Impiannya sangat sederhana. Ia hanya ingin memiliki sepeda hijau yang ia lihat pada saat melewati sebuah toko menuju sekolahnya.

Read more

Tuesday, 15 September 2015

Mengenal Sudirman dari Kritik Film

No comments:
Sudirman adalah tokoh bangsa yang sekarang menjadi perbincangan hangat. Hal itu disebabkan perjuangannya yang diangkat kembali ke dalam sebuah film, Jenderal Sudirman (2015). Viva Westi, sang sutradara, menyuguhkan film itu dalam rangka memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia.

Diangkatnya Sudirman yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan ke layar lebar menandai kecenderungan positif industri film di Tanah Air yang menampilkan perjuangan tokoh bangsa. Di tengah-tengah persoalan korupsi dan tidak adanya keteladanan yang melanda kita, film sebagai media utama menjadi begitu relevan. Kita mungkin perlu lebih banyak lagi.

Wednesday, 2 September 2015

Islam Nusantara Berkemajuan

No comments:
Awal Agustus diisi berbagai muktamar dari beberapa organisasi masyarakat (ormas) besar: Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Mathla’ul Anwar. Yang paling menjadi perhatian kita tentunya dua tema muktamar yang diusung dua ormas terbesar di Indonesia: NU dan Muhammadiyah. NU mengusung Islam Nusantara; Muhammadiyah mengusung Islam Berkemajuan.

Dua tema muktamar tersebut tidak hadir dari ruang hampa. Fenomena keberagamaan yang cenderung radikal, saling mengafirkan, intoleran dan lain-lain pasti melatarbelakanginya. Dari sana, kita bisa tahu bahwa Islam Nusantara yang berkemajuan memiliki relevansi yang kuat.

Thursday, 20 August 2015

Bermalam Melalui Film

No comments:
Saya bersama Mariyo Suniroh dan Nandang Tamjid di Anggon (Angkringan Gondrong) pada malam-malam lalu menonton film-film Arab Saudi dan Iran: Wadjda (2011) dari Haifaa Al-Mansour, Circumstance (2011) dari Maryam Keshavarz, Children of Heaven (1997) dan The Song of Sparrows (2008) dari Majid Majidi.

Kami begitu saja memilih film-film yang ada di daftar tanpa rencana sebelumnya. Sebab, menonton adalah solusi tepat untuk mengatasi mati gaya. Apalagi, nyamuk-nyamuk di sana begitu dahsyat. Billy Bismarak juga tahu soal itu.

Wadjda menceritakan kehidupan seorang anak perempuan yang memiliki ibu penuh kasih dan ayah yang akan menikah lagi. Ia berjuang membeli sepeda--meski perempuan dilarang bersepeda di Arab Saudi--sampai ia mengikuti lomba membaca Alquran dengan baik.