Sunday, 11 March 2007

Dies Natalis Kesembilan dan Wisuda Keenam Universitas Paramadina

No comments:
Pada hari Sabtu 10 Maret 2007 Universitas Paramadina menyelenggarakan Dies Natalis ke-9 dan Wisuda ke-6 dengan tema Menghidupkan Budaya Unggul Menuju Bangsa yang Mandiri dan Bermartabat di Auditorium Nurcholish Madjid.

Acara yang berlangsung selama + tiga jam tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari Ketua Umum Yayasan Paramadina, Didik J. Rahbini, para orang tua wisudawan sampai para undangan dari aktifis-aktifis mahasiswa di kampus.

Dies Natalis ke-9 dan Wisuda ke-6 Universitas Paramadina ini terdiri dari 85 wisudawan, 2 wisudawan dari jurusan Falsafah dan Agama, 28 wisudawan dari jurusan Ilmu Komunikasi, 17 wisudawan dari jurusan Hubungan Internasional, 9 wisudawan dari jurusan Psikologi, 8 wisudawan dari jurusan Manajemen, 8 wisudawan dari Tehnik Informatika, dan 14 wisudawan dari jurusan Desain Komunikasi Visual. Di antara para wisudawan, sebanyak 12 lulusan meraih prestasi cumlaude.

Acara ini dibuka oleh Pejabat Rektor Universitas Paramadina, M. Sohibul Iman, yang dilanjutkan oleh sambutan dari Agus Nurhadi, Deputi Rektor I Bidang Akademik, sambutan dari Ketua Umum Yayasan Paramadina, pesan-pesan rektorat pada wisudawan oleh Pejabat Rektor, dan orasi ilimiah yang disampaikan oleh Marwah Daud Ibrahim.

“Sebagai lulusan Universitas Paramadina, saya berharap, kalian dapat menunjukan nilai-nilai positif di lingkungan kerja dan masyarakat. Nilai-nilai positif itu setidaknya ditunjukkan oleh dua hal yaitu penguasaan bidang keahlian dan karakter pribadi yang bagus. Dua hal tersebut akan menjadi sumber kaunggulan kalian dalam menempuh kehidupan kerja dan bermasyarakat,” tutur Pejabat Rektor dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada para wisudawan.

Selain itu, dalam orasi ilmiahnya, Marwah Daud Ibrahim mengatakan, “tanamkan rasa optimisme bahwa bangsa ini pada abad ke-21 di era anda, kembali akan memimpin dan memandi jalan peradaban. Dalam perjalanan peradaban bangsa ini, ada gelombang kebangkitan setiap 7 abad. Abad ke-7 dengan kejayaan Sriwijaya, abad ke-14 dengan kejayaan Majapahit, pada abad ke-21, yakinilah, bahwa insya Allah, dengan peran aktif kita semua, dunia akan menyaksikan kejayaan Nusantara. Jadikan spirit anda seperti rajawali yang terbang tinggi ke angkasa. Jadikan semua orang yang kumpul bersamamu melihat semangat menyala melalui kebaikan anda, kecerdasan anda, antusiasme anda, dan terutama sekali integritas anda.”

Friday, 23 February 2007

Gerakan Pembaruan Islam dan Isu-Isu Gender

2 comments:
Pada pertengahan bulan Februari, Rabu sampai Kamis (14-15) kemarin, Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina menyelenggarakan seminar Gerakan Pembaruan Islam dan Isu-Isu Gender di Auditorium Nurcholish Madjid.

Seminar yang diselenggarakan dua hari berturut-turut, dari pagi sampai sore, dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari aktivis LSM, dosen, mahasiswa, jemaah Paramadina, dan kalangan umum lainnya.

Tema-tema dalam seminar ini meliputi isu-isu gender dari berbagai aspeknya, mulai dari kedudukan kaum perempuan dalam tradisi masyarakat di berbagai daerah yang ada di Indonesia sampai peranan mereka dalam isu-isu aktual terhadap kemajuan bangsa.

Para narasumber dalam seminar ini tidak hanya terdiri dari mereka yang memiliki concern terhadap isu-isu gender, tetapi juga dari lintas disiplin ilmu. Bahkan di antara para pembicara, dihadirkan salah satu dari para pendiri Paramadina, Utomo Dananjaya.

Pada sesi pertama, acara dibuka dengan menghadirkan Ninuk Mardiana Pambudy, KH. Hussein Muhammad, Prof. Dr. Nasarudin Umar, Edriana Nurdin, dan Adriana Venny yang mendiskusikan tema Metodologi sampai waktu untuk makan siang.

“Pembacaan teks-teks keagamaan melalui pendekatan kontekstual dan rasional merupakan cara yang paling memungkinkan untuk memahami teks-teks tersebut secara proporsional agar sejalan dengan tujuan-tujuan agama. Dan oleh karena itu pula agama menjadi hidup. Pendekatan ini juga sangat relevan untuk menjadi solusi bagi problem-problem kehidupan yang selalu berkembang, termasuk problem relasi antara laki-laki dan perempuan yang masih timpang (bias gender),” tutur KH. Hussein Muhammad dalam sesi tersebut.

Setelah itu acara diteruskan dengan sesi kedua, diskusi yang bertajuk Problem Perempuan Indonesia, yang menghadirkan Ninik L. Rahayu, Mariana Amiruddin, Tati Hartiman, Abd. Moqsith Ghazali, dan Ala`i Najib. Masing-masing dari para pembicara mendapatkan giliran untuk berbicara seputar bagian-bagian penting dari isu-isu gender yang bersifat kontemporer, yaitu dari perspektif hukum agama Islam, sejarah, dan hal-hal lain yang terkait.

Keesokan harinya, sesi ketiga, diskusi dilanjutkan dengan tema Isu-isu Aktual, dengan menghadirkan Noryamin Aini yang membedah fenomena perempuan dalam Undang-undang Perkawinan, Prof. Dr. Musdah Mulia mengenai pembaruan kompilasi hukum Islam, Lily Zakiyah Munir yang membahas seputar hukum syariat dan ketidaksetaraan gender, dan Utomo Dananjaya yang menyoroti pendidikan dalam perspektif gender.

Sesi terakhir ditutup dengan narasumber Neng Dara Affiah, Yanti Muchtar, aktivis KAPAL Perempuan, yang membahas tentang kepemimpinan kaum perempuan dalam adat maupun agama, Lies Marcoes-Natsir sebagai aktivis perempuan yang banyak bekerja untuk isu gender dan Islam, Maria Ulfah yang membedah fikih aborsi dan penguatan hak reproduksi, dan Marzuki Wahid yang memperbincangkan fikih trafiking.

Terakhir, untuk menanggapi isu-isu gender sekarang, Mas Tom, sapaan akrab Utomo Dananjaya, mengatakan, “Untuk mengatasi masalah seputar isu-isu gender saat ini adalah dengan cara membangun kembali budaya baru di mana hak-hak kaum perempuan itu dapat dihargai dan dipenuhi.”

Thursday, 22 February 2007

Aksi Kemanusiaan untuk Korban Gempa Yogyakarta

No comments:
Dalam rangka memperingati dan memeriahkan Hari Raya Qurban (Idul Adha 1427 H.) Dewan Keluarga Masjid Universitas Paramadina (DKM-UPM) menyelengarakan Aksi Kemanusiaan untuk Korban Gempa Yogyakarta, bekerja sama dengan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Yogyakarta.

Acara tersebut berlangsung dari tanggal 29 Desember 2006 s/d 04 Januari 2007 yang intinya adalah pembagian hewan-hewan kurban di Kabupaten Bantul (salah satu wilayah yang terdapat di kota Yogyakarta).

Adapun orang-orang yang terlibat dalam menangani keberlangsungan acara tersebut terdiri dari para mahasiswa/mahasisiwi lintas jurusan yang ada di Universitas Paramadina sebanyak empat belas orang; dua orang bertindak selaku fasilitator dan dua belas orang lainnya ke dalam tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari empat orang) yang ditempatkan ke tiga desa yang terdapat di wilayah Kabupaten Bantul yaitu Patalan, Santan Tulung, dan Sorok.

Pada dasarnya, pembagian hewan-hewan qurban tersebut hanya terbatas pada tiga mesjid semi permanen di tiga desa tadi. Namun, selain pembagian hewan-hewan qurban, para mahasiswa/mahasiswi yang terlibat di sana selama acara berlangsung dilatih untuk belajar mengabdikan diri dan peduli kepada masyarakat seoptimal mungkin sesuai dengan konsep Social Leadership School yang merupakan bentuk pelatihan kepemimpinan mahasiswa berbasis pada pengabdian dan kepedulian sosial/masyarakat.

Selain itu juga, ketua panitia Aksi Kemanusiaan untuk Korban Gempa Yogyakarta ini, Yandi Hermawandi mengatakan, ”tak lain dari tujuan dari diadakannya Aksi Kemanusiaan untuk Korban Gempa Yogyakarta ini adalah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai keislaman melalui qurban dan membangun solidaritas antara mahasiswa dengan masyarakat agar senantiasa menumbuhkan semangat terciptanya masyarakat madani,” tutur mahasiswa tingkat akhir jurusan HI Universitas Paramadina ini.

Wednesday, 24 January 2007

Untaian Hikmah dari Timur Tengah

2 comments:
Khudz al-hikmah wa law min ayy kharajat

Ambil hikmah dari mana pun ia keluar/berasal.

Al-nâs a`dâ’ mâ jahilû

Manusia itu cenderung menentang karena mereka tidak tahu.

Khayr al-nâs anfa`uhum li al-nâs

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.

Lisân al-hâl afshah min lisân al-maqâl

Bahasa perbuatan lebih fasih daripada bahasa perkataan.

Jazâ’ sayyi’ah sayyi’ah mitsluhâ

Balasan dari sebuah kejahatan adalah kejahatan yang setimpal.

Inn Allâh jamîl yuhibb al-jamâl

Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.

Al-insân mahall al-khata’ wa al-nisyân

Manusia itu tempatnya salah dan lupa.

Al-haqq bi lâ nizhâm yaghlibuh al-bâthil bi nizhâm

Kebenaran tanpa disiplin akan dikalahkan oleh sebuah kesalahan dengan disiplin.

Idzâ nathaq al-safîh fa lâ tujibh fa khayr min ijâbatih al-sukût

Apabila orang bodoh (yang bodoh karena kepura-puraannya) bertanya, maka jangan menjawab karena sebaik-baik jawaban dari pertanyaannya adalah diam.

Tarjû al-najâh wa lam tasluk masâlikahâ, inn al-safînah lam tajr `alâ al-yabas

Anda mengharapkan keselamatan tapi anda tidak melalui jalan-jalannya. Sesungguhnya kapal laut itu tidak berlayar di atas daratan!

Law lâ nâ fa man siwânâ

Kalau bukan kita siapa lagi.